Mewahnya Hotel Prodeo untuk Artalyta Suryani


Mewahnya Hotel Prodeo untuk Artalyta Suryani

Jakarta, Cybernews. Menkumham Patrialis Akbar menyatakan, tingkat hunian lembaga pemasyarakatan di Indonesia sudah melebihi kapasitas. Para narapidana harus berdesakan dalam ruang tahanan. Namun hal itu ternyata tidak dirasakan oleh Artalyta Suryani, terpidana kasus suap Rp6 miliar terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan.
Kini ia meringkuk di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, setelah MA menjatuhkan putusan kasasi lima tahun penjara dan denda Rp250 juta, pada 24 Februari 2009. Namun jangan mengira, Ayin-panggilan Artalyta- menghuni sel yang menyeramkan sebagaimana kesan sebuah penjara.
Bagi Ayin, tinggal di ruang tahanan tidak ada bedanya dengan tinggal di "alam bebas" sesuai "kelas" dia. Berbagai fasilitas dan kenyamanan sekelas hotel berbintang tersedia baginya di ruang tahanan itu.
Itulah hasil inspeksi mendadak yang dilakukan tiga anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, yakni Denny Indrayana, Mas Achmad Santosa, dan Yunus Husein. Mereka melakukan menginspeksi mendadak ke Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu (10/1) malam. Tepat pukul 19.30 WIB, sidak dimulai.
Petugas rutan pun jadi kalang kabut saat mengetahui kedatangan tiga pejabat tersebut. "Aduh kok begini sih, ngga bilang-bilang... Gimana sih ini," teriak para petugas Rutan yang kebanyakan perempuan. Seorang petugas yang sempat menghalang-halangi rombongan wartawan pun sempat dibentak Denny, "Ini perintah Presiden. Kasih jalan".
Seorang petugas bernama Anis yang menawarkan diri untuk mengantar para anggota Satgas pun ditolak mentah-mentah oleh Denny. Akhirnya para petugas Rutan pun hanya bisa pasrah membiarkan para anggota Satgas mengobrak-abrik 'isi dapur' mereka.
Tempat pertama yang dikunjungi tim Satgas adalah ruang bimbingan kerja (bingker). Di situ, dari luar mereka mengawasi sosok Ayin. Di ruang yang besar bak aula dan berpendingin udara itu, Ayin tengah duduk berselonjor di sebuah sofa bed sambil menjalani perawatan kecantikan (beauty treatment) oleh seorang dokter ahli kosmetik laser Hadi Sugiarto.
Ruang yang seharusnya diperuntukkan bagi seluruh napi itu pun berubah menjadi ruang pribadi Ayin. Ruang dipenuhi oleh foto-foto anak yang diakui Ayin sebagai anak adopsinya. Di sebuah sudut, terdapat sebuah kolam bola berukuran besar, yang juga diakui Ayin sebagai tempat bermain anaknya jika mengunjunginya. Demikian juga, di sebuah sudut ruangan dibangun kamar mandi khusus dengan shower dan perlengkapan seperti kamr mandi di sebuah hotel berbintang.
Tidak hanya itu. Sebuah pesawat televisi plasma, kulkas, kompor, dan sejumlah alat-alat rumah tangga lainnya berada di ruang itu.
Kepada Mas Achmad, Ayin juga mengaku sering menggunakan ruang itu untuk mengadakan rapat-rapat dengan anak buahnya karena dia masih harus mengendalikan usaha plasmanya di Lampung, dan sejumlah perusahaan propertinya. "Saya minta ruang sedikit untuk menjalankan usaha saya," katanya.
"Ini benar-benar mengagetkan. Nanti akan ada investigasi mendalam untuk memperjelas ini semua. Kita lihat saja," kata Mas Achmad dengan nada suara geram.
Kepala Rutan Sarju Wibowo yang baru tiba pada pukul 20.45 WIB hanya bisa lemas dan pasrah saat mengetahui tempat kerjanya berhasil 'ditelanjangi' oleh Mas Achmad dan kawan-kawan. Tidak banyak kata yang bisa diucapkannya, selain kata 'siap'.
0 Responses

SILAHKAN PROTES...